November, aku tau perlahan kau undur diri, tapi kumohon perlambatlah
langkahmu meninggalkanku...
Kulihat Desember sudah di ujung jalan, antusias menggantikanmu, Ia sudah tak sabar segera menambah bobot beban di
pundakku, lalu menombak leherku …
Dinding menyorakiku yang sedang merengek kepadamu…
Ritme detak jarum jam pun terdengar
mengerikan mengiringi risauku…
Di luar sana hujan sedang berjaya…
Memang sedang jadwalnya Ia bertugas…
Ia akan sering mengunjungi kota kami…
Aku tau itu dari para laron yang mengabariku ketika berjumpa di bawah
lampu di stasiun kemarin petang…
Banyak yang memaki kedatangan hujan, kau taulah kenapa…
Banyak juga yang mengaku suka hujan tapi terlalu gengsi untuk bermain
dengannya, sehingga hanya berani membauinya…
Hanya anak-anak kecil yang jujur dan tanpa gengsi bermain dengannya, mereka
mengajaknya turut serta bermain sepak bola di lapangan rumput…
Sudahlah November, jangan terburu-buru pergi, mari minum kopi dan nikmati
saja hujan ini…