Tertawa


Jerman, Amerika, Belanda sudah melewatiku.
Iya mereka yang melewatiku, bukan aku.
Aku menyerah dalam perjalanan mengejar mimpi.
Aku kalah dari hambatan yang silih berganti menjegal langkahku.

Sedih? Jengkel?
Jangan ditanya soal itu.
Tapi aku mencoba menolak.
Kucoba memandangnya dari jendela yang lain.
Hingga aku akhirnya teringat bagaimana caranya menertawakan kegagalan.

Aah aku jadi merindukan sahabat-sahabat lama :’)
Dulu kami selalu tertawa bersama dalam keadaan apapun.
Senang atau susah kami selalu memamndang bersama melalui jendela jenaka.
Dimarahi guru, disetrap, dihukum berlari keliling lapangan dan lain-lain, kami tetap bersuka cita :’)

Tapi waktu perlahan mengubah kehidupan kami.
Dari waktu ke waktu kami mulai kehilangan tawa itu.
Satu per satu dari kami lenyap ditelan waktu.
Kami berpisah, kami terpisah.
Kami pun hidup di dunia masing-masing.
Kami masing-masing hidup dengan serius.

Terlalu serius bahkan kadang ingin menyerah untuk bernafas ketika masalah masa kini yang menyekik dengan bengis

Semua Orang Sibuk



Sibuk dengan fokusnya.
Ada yang sedang mencari jati diri.
Ada yang sedang mencari Tuhan.
Ada yang sedang mencari kebenaran.
Ada yang sedang mencari cinta.
Ada yang sedang berjuang melawan waktu.
Ada yang sedang merisaukan hari esok.
Ada yang sedang berdamai dengan masa lalu.
Ada yang sedang mengumpulkan harta.
Ada yang sedang berjuang meraih gelar.
Semua ini kita lakukan sebelum bendera kuning berkibar.

Di lini masa yang lain, ada kelompok-kelompok manusia yang diam-diam berupaya menguasai dunia.
Aku tidak paham jika lantas dunia sudah dikuasainya kemudian akan diapakan?
Toh kita semua akan dihancurkan oleh Pemilik sesungguhnya.
Tak ada gunanya fanatik rasis toh kita sama-sama manusia ciptaanNya, tidak berhak saling membinasakan.

Aku sedang tidak bicara tentang perang dunia dahulu kala, tapi aku bicara yang terjadi saat ini dan masa depan.
Saat ini. Iyaah saat ini dan akan lebih buruk mungkin di masa depan.

Sebagian dari kita memang tak sadar bahwa kita sedang dijajah secara halus melalui berbagai hal.

Sebagian dari kita sudah sangat sadar dan berjuang mengingatkan, menarik kita ke jalan yang benar tapi sebagian malah dianggapnya orang primitif.

Sudahlah…
Lupakan agenda zionis itu.
Hentikan perang dingin ini!
Mari minum kopi ataupun teh dan duduk bersama dalam kedamaian.


Aku terdiam dan tersadar…
Kopiku sudah habis, aku sudah melayang terlalu jauh meninggalkan skripsiku, meninggalkan metode penelitian yang tadi sedang kupikirkan dengan keras, keras sekali sampai kehilangan fokus, terbang terbawa angin kegalauan hidup.
Lantunan Hoppipolla oleh Jonsi dan kawan-kawannya semakin menyempurnakan absurditas perjalanan ini.

About Me


dian ratna sari. Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Sampah Pikiranku...

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger