Bulan depan kita akan merayakan pesta demokrasi. Kami
menanggapi dingin, kami skeptis. Katanya,
kita harus menggunakan hak pilih kita demi masa depan bangsa yang lebih baik. Iya
iya dulu kami pikir juga begitu, kami percaya dan yakin para pemimpin yang kami
pilih mampu membawa bangsa kita menjadi lebih baik, nyatanya? Jangankan membawa
bangsa menjadi lebih baik, kepercayaan yang kami berikan saja gagal mereka jaga.
Kami kecewa berat mendapati berita-berita tentang korupsi yang mereka lakukan! Memakmurkan
kami saja belum mampu tapi malah mencuri uang kami, padahal kami sudah menggaji
mereka. Yaa, walau kami hidup miskin, kami; rakyat, bersama-sama menggaji mereka,
memberi segala tunjangan agar mereka hidup nyaman (walau hidup kami tidak
senyaman mereka), agar mereka hidup berkecukupan dan tentunya agar mereka mampu
menunaikan tugas mulia mereka dengan amanah.
Tidak ingatkah ketika mereka merayu, meyakinkan, dan meminta
kami kala kampanye dulu?
Kami mati-matian bekerja menyambung nyawa setiap hari
demi kelangsungan hidup, kemudian mereka datang menawarkan janji-janji manis dan
mimpi-mimpi besar di masa depan.
Kini…..semua itu hanya omong kosong belaka…
Kini….kami telanjur kecewa, kepercayaan itu sudah
mereka hancurkan…
Kini….kami pesimis, kami trauma, kami memilih untuk
tidak memilih siapapun dalam Pemilu nanti, karna kami pikir akan sama saja…
Kami golongan putih…
Dari sudut lain, kami diteriaki “DZALIM” karena tidak
berpartisipasi menentukan memimpin, tidak berpartisipasi menentukan nasib
bangsa. Padahal kami telah terdzalimi lebih dulu.
Teriak “DZALIM”-lah kepada mereka yang korupsi!
Selain itu, kami juga diteriaki “HAROOOOOM” (masih) karena
tidak berpartisipasi menentukan memimpin, tidak berpartisipasi menentukan nasib
bangsa. Padahal kami telah terdzalimi lebih dulu.
Aahh kami ingin tertawa hahaha, seolah kami ini termasuk
golongan bangsa babi.
Hahaha kami babi?
Lebih baik arahkan teriakan “HAROOOOOM” itu kepada
mereka yang korupsi!
Duuh Gusti tolong kami, kami babi-babi sakit hati, maha
bodoh dan dzalim…
Kami sungguh bingung, kami serba salah...
Kami sungguh bingung, kami serba salah...
Beri kami petunjuk, kebesaran hati, dan kecerdasan…
Hidupkan kembali optimisme di benak kami yang telah
lenyap bersama harta dan hak kami yang mereka rampas…
Aaamiin...
Kami bimbang...
Katanya kalau tidak memilih, kami tidak berhak memprotes apalagi mengontrol kinerja para pemimpin kami nanti, lha wong sekarang dan yang sudah-sudah saja protes kami hanya menguap di udara, apalagi mengontrol?
Pernyataan panitia penyelenggara pesta demokrasi yang gencar dikumandangkan belakangan ini terdengar klise bagi kami...
Gusti, tolong beri petunjuk siapa atau jalan apa yang harus kami pilih...
Kami sudah terlalu lama sengsara...
Jikalau tak ada yang pantas memimpin, bubarkan sajalah republik ini
Aaamiin...
Kami bimbang...
Katanya kalau tidak memilih, kami tidak berhak memprotes apalagi mengontrol kinerja para pemimpin kami nanti, lha wong sekarang dan yang sudah-sudah saja protes kami hanya menguap di udara, apalagi mengontrol?
Pernyataan panitia penyelenggara pesta demokrasi yang gencar dikumandangkan belakangan ini terdengar klise bagi kami...
Gusti, tolong beri petunjuk siapa atau jalan apa yang harus kami pilih...
Kami sudah terlalu lama sengsara...
Jikalau tak ada yang pantas memimpin, bubarkan sajalah republik ini