Surat untuk Saudara Perokok Yang Budiman

Kepada Yang Terhormat
Para Perokok Yang Budiman
dimanapun berada


Sudah taukah Anda tempat apa saja yang terlarang untuk merokok?Tak apa, jika Anda tidak hapal dimana saja tempat-tempat itu.Cukup perhatikan sekitar Anda apakah ada tanda larangan merokok atau tidak.
Saudara Perokok Yang Budiman…Saya sering melihat Anda suka merokok di dalam angkutan umum. Ketika ditegur, Anda berkilah mengatakan “saya kan duduknya dekat jendela/pintu” atau “ngga ada tulisan larangannya” atau dengan galak Anda membentak “mau nyaman ya naik mobil pribadi!” atau ketika kebetulan sedang turun hujan Anda beralasan, "dingin, biar anget".
Saudara Perokok Yang Budiman...Asal Anda tau saja, dimana pun Anda duduk. Dekat jendela ataupun dekat pintu selama sebagian besar badan Anda berada di dalam kendaraan umum itu yaa tetap saja asap rokok yang saudara perokok yang budiman produksi menyebar ke seluruh bagian dalam kendaraan yang sedang Anda tumpangi. Ya jelas saja para penumpang yang lain tetap mendapat jatah menghirup asap rokok Anda
Saudara Perokok Yang Budiman...Jangan beranggapan di kendaraan umum non-AC itu berarti sah-sah saja untuk merokok lho! Alasannya sudah saya jelaskan tadi toh?
Kecuali...Kecuali bila kendaraan umum itu menyediakan smoking area. Saya pernah menumpang sebuah bus AKAP yang di bagian belakangnya terdapat ruang khusus tertutup yang pada dinding kacanya tertulis “SMOKING AREA”.Betapa pengertiannya perusahaan bus itu kepada Anda, Saudara Perokok Yang Budiman :’)

Saudara Perokok Yang Budiman...
Soal ada atau tidaknya larangan merokok di dalam kendaraan atau tempat umum, hmm memang tidak semua kendaraan dan tempat umum dicantumi larangan merokok . Tapi ya mestinya Saudara Saudari Perokok Yang Budiman paham bahwa adanya asap rokok di dalam kendaraan umum itu sangat mengganggu hidung orang-orang sekitar yang tidak merokok. Walau mereka tidak protes bukan berarti mereka tidak merasa keberatan lho, itu karna mereka cinta damai, demi menghindari konflik. Diam-diam, dalam hati, mereka mungkin saja mengutuk Anda Saudara Perokok Yang Budiman! Ingat, doa orang teraniaya akan dikabulkan Tuhan dan Anda telah menganiaya mereka lewat asap rokok Anda. Waspadalah.....waspadalah ;)Ndak nakuti, saya cuma mengingatkan lho...

Saudara Perokok Yang Budiman…
Saya sering mendapati Anda dan kawan-kawan Anda sebangsa seperududan tempo hari merokok ketika di dalam kendaraan umum maupun tempat umum tanpa peduli sekitar.Bahkan dengan cueknya merokok di samping bayi tanpa merasa bersalah.
 
Saudara Perokok Yang Budiman…
Sekali waktu, sempatkanlah googling tentang kandungan asap rokok. Saya kasihan saja kepada bayi yang terpapar asap rokok Anda. Yaah semoga Tuhan senantiasa memberi nikmat sehat kepada anak-anak Anda di rumah.

Saudara Perokok Yang Budiman... 
Mungkin harapan saya sudah terlalu tinggi, menginginkan Anda serta saudara sebangsa dan seperududan Anda berempati kepada orang-orang di sekeliling, Anda. Empati itu dari hati yang paling dalam tanpa diminta baik secara lisan maupun tulisan.






Wong saat ada aturan "No Smoking" yang terpampang nyata saja Anda masih bisa tak sadar.Bagaimana jika hanya berharap saja dalam hati untuk mengemis empati Anda??
Entah memang tidak melihat tanda larangan atau pura-pura tidak melihat, hanya Tuhan yang tau.

Kami Adalah Babi Yang Kecewa




Bulan depan kita akan merayakan pesta demokrasi. Kami  menanggapi dingin, kami skeptis. Katanya, kita harus menggunakan hak pilih kita demi masa depan bangsa yang lebih baik. Iya iya dulu kami pikir juga begitu, kami percaya dan yakin para pemimpin yang kami pilih mampu membawa bangsa kita menjadi lebih baik, nyatanya? Jangankan membawa bangsa menjadi lebih baik, kepercayaan yang kami berikan saja gagal mereka jaga. Kami kecewa berat mendapati berita-berita tentang korupsi yang mereka lakukan! Memakmurkan kami saja belum mampu tapi malah mencuri uang kami, padahal kami sudah menggaji mereka. Yaa, walau kami hidup miskin, kami; rakyat, bersama-sama menggaji mereka, memberi segala tunjangan agar mereka hidup nyaman (walau hidup kami tidak senyaman mereka), agar mereka hidup berkecukupan dan tentunya agar mereka mampu menunaikan tugas mulia mereka dengan amanah.

Tidak ingatkah ketika mereka merayu, meyakinkan, dan meminta kami kala kampanye dulu?
Kami mati-matian bekerja menyambung nyawa setiap hari demi kelangsungan hidup, kemudian mereka datang menawarkan janji-janji manis dan mimpi-mimpi besar di masa depan.
Kini…..semua itu hanya omong kosong belaka…
Kini….kami telanjur kecewa, kepercayaan itu sudah mereka hancurkan…
Kini….kami pesimis, kami trauma, kami memilih untuk tidak memilih siapapun dalam Pemilu nanti, karna kami pikir akan sama saja…
Kami golongan putih…
Dari sudut lain, kami diteriaki “DZALIM” karena tidak berpartisipasi menentukan memimpin, tidak berpartisipasi menentukan nasib bangsa. Padahal kami telah terdzalimi lebih dulu.
Teriak “DZALIM”-lah kepada mereka yang korupsi!
Selain itu, kami juga diteriaki “HAROOOOOM” (masih) karena tidak berpartisipasi menentukan memimpin, tidak berpartisipasi menentukan nasib bangsa. Padahal kami telah terdzalimi lebih dulu.
Aahh kami ingin tertawa hahaha, seolah kami ini termasuk golongan bangsa babi.
Hahaha kami babi?
Lebih baik arahkan teriakan “HAROOOOOM” itu kepada mereka yang korupsi!

Duuh Gusti tolong kami, kami babi-babi sakit hati, maha bodoh dan dzalim…
Kami sungguh bingung, kami serba salah...
Beri kami petunjuk, kebesaran hati, dan kecerdasan…
Hidupkan kembali optimisme di benak kami yang telah lenyap bersama harta dan hak kami yang mereka rampas…
Aaamiin...
Kami bimbang...
Katanya kalau tidak memilih, kami tidak berhak memprotes apalagi mengontrol kinerja para pemimpin kami nanti, lha wong sekarang dan yang sudah-sudah saja protes kami hanya menguap di udara, apalagi mengontrol?
Pernyataan panitia penyelenggara pesta demokrasi yang gencar dikumandangkan belakangan ini terdengar klise bagi kami...
Gusti, tolong beri petunjuk siapa atau jalan apa yang harus kami pilih...
Kami sudah terlalu lama sengsara...
Jikalau tak ada yang pantas memimpin, bubarkan sajalah republik ini

About Me


dian ratna sari. Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Sampah Pikiranku...

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger