Monolog: Berlisan, Berekspresi Dan Manusia Satu Frekuensi

Tidak semua orang mampu menyampaikan pendapat atau pesan dengan baik secara lisan, dan tidak semua orang pula mampu menyimak dengan baik. Saya yakin orang-orang yang kesulitan menyampaikan pendapat atau pesan secara lisan akan tetap mengekspresikannya dengan cara lain. Dengan menulis misalnya. Menulis biasanya merupakan jalan pintas dan terapi untuk berekspresi bagi mereka, hmmm……termasuk saya sih.
Mungkin setiap individu punya alasannya masing-masing mengapa kesulitan berlisan, tapi umumnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri karena mereka (saya pun) merasa lingkungan sekitar tidak memberi kesempatan untuk mengaktualisasikan diri. Entah karena kami adalah tipikel orang yang diam-diam sensitif, pesimis dan skeptic atau karena penampakan kami yang kurang menarik. Entahlah, yang jelas rasa percaya diri yang ciut membuat kami tidak maksimal ketika berbicara. Mungkin harus belajar dari Bung Karno. Yaakeleus, beliau mah udah berkharisma ~
Tetapi hidup kami tidak akan terlalu menyedihkan jika mempunyai sahabat-sahabat yang satu frekuensi. (((satu frekuensi))) Berkumpul dengan manusia-manusia yang berada dalam frekuensi yang sama pasti sangat membahagiakan bagi kami hahaha :D


Satu frekuensi di sini maksudnya adalah orang-orang yang memiliki kesamaan. Memang tak ada manusia yang sama persis, tapi tentu ada beberapa orang yang memiliki kesamaan pada hal-hal yang mendasar dengan kita. Misalnya kesamaan nilai-nilai kehidupan dan prinsip. Dengan begitu komunikasi yang berlangsung akan sangat nyambung. Tapi bukan berarti tidak pernah berbeda pendapat, perbedaan tetap ada, hanya saja hal-hal kecil yang bukan prinsipil sampai memicu konflik. Dengan manusia satu frekuensi itulah kami bebas berekspresi karena kami merasa apapun yang kami sampaikan selalu disambut dengan antusias sehingga kami merasa nyaman, lebih dihargai dan bisa membicarakan berbagai hal, dari hal konyol sampai hal serius menyangkut hidup dan mati. *tsaah*



Yaa mereka adalah tandingan sepadan dalam berdebat, bukan karena satu level dalam ilmu dan pengetahuan, tapi setara dalam kedudukan. Saling mendidik tanpa menggurui, saling menegur tanpa merendahkan, saling memberi tanpa mengungkit.



About Me


dian ratna sari. Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Sampah Pikiranku...

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger